Senin, 13 April 2009

KENALI RAGAM KOMPLIKASI DIABETES

Sumber : TERAPI INTISARI NO. 403 FEBRUARI 1997

Cangkok insulin dari sel hewan membawa harapan baru bagi penyembuhan penderita penyakit diabetes. Namun, kalau belum sampai ke sana, aturlah agar kadar gula darah tidak terlalu tinggi atau rendah sehingga bisa terhindar dari berbagai komplikasi yang acap lebih berat daripada penyakitnya sendiri.

Dunia kedokteran Selandia Baru baru-baru ini memperkenalkan pengobatan diabetes dengan pencangkokan insulin dari sel hewan. Bisa jadi Prof. Bob Elliot dari Fakultas Kedokteran Universitas Auckland merupakan orang pertama yang melakukan cara itu.
Sel berasal dari hewan babi ini ditandai dengan titik-titik di sekitar kelenjar pencerna utamanya yakni pankreas. Dengan bahan seperti gel untuk mencegah kerusakan, sel ini disuntikkan ke dalam rongga perut manusia yang hanya berlangsung 5 menit.
Satwa tersebut terpilih sebagai donor karena setelah penelitiannya sejak 10 tahun lalu Elliot berpendapat, donor ini dinilai paling bersahabat bagi tubuh manusia. Namun diharapkan nantinya tidak hanya babi, tapi juga sapi yang bisa diambil selnya untuk pengobatan kencing manis.
Pengobatan ini diharapkan akan membantu jutaan penderita diabetes berat di dunia yang selalu membutuhkan insulin. Sel-sel ini akan memproduksi sekitar seperempat insulin dari yang dibutuhkan pasien, paling tidak 7 bulan setelah menerima pencangkokan sel.
Sampai sekarang untuk menanggulangi kekurangan insulin, cara yang masih dilakukan yakni dengan menambah insulin dari luar. Padahal berbagai insulin sintetis yang selama ini digunakan dinilai para ahli di Inggris tidak selalu menjamin keamanan. Apalagi tahun 1994 lalu di negeri itu ditemukan seorang gadis kecil berusia 8 tahun meninggal dalam tidurnya karena mengalami penurunan kadar gula (hipoglikemik) secara drastis sehabis mendapatkan terapi insulin sintetis keluaran baru. Rupanya, insulin buatan ini terlalu cepat menguras habis gula dalam darah sehingga penderita mengalami koma akibat kehabisan zat gula.
Diakui, sejak ditemukan insulin (obat yang dibuat dari hormon insulin alami) pada 1921 oleh Frederick Banting dkk. dari Kanada, angka kematian, keguguran pada ibu penderita diabetes, serta komplikasi akibat diabetes, memang menurun. Menyusul kemudian tahun 1954 Franke dan Fuchs menemukan tablet OHO (obat hipoglikemik oral) untuk menanggulangi diabetes.
Meski demikian, menurut laporan terakhir WHO, di dunia kini terdapat sekitar 120 juta penderita diabetes dan diperkirakan akan naik menjadi 250 juta pada tahun 2025. Kenaikan ini antara lain karena usia harapan hidup semakin meningkat, diet kurang sehat, kegemukan, serta gaya hidup modern.
Di Indonesia, menurut survai 1993, prevalensi penyakit diabetes di kota-kota besar: 6 - 20 tahun 0,26%, usia di atas 20 tahun 1,43%, dan usia di atas 40 tahun 4,16%. Sedangkan di pedesaan, usia di atas 20 tahun 1,47%. Diperkirakan jumlah seluruh penderita diabetes di Indonesia sekitar 2,5 juta orang.
Sepintas, penyakit ini tidak terlalu mencolok gejala maupun penderitaannya. Tapi, menurut dr. David Handoyo Mulyoni, DSPD dari Klinik Medis Raden Saleh, Jakarta, kalau tidak hati-hati (sehingga kadar gula jadi terlalu tinggi, hiperglikemia; atau terlalu rendah, hipoglikemia) akan menimbulkan komplikasi yang berat.
Biang keladi dan gejalanya
Orang Mesir pada tahun 1552 SM sudah mengenal penyakit yang ditandai dengan seringnya kencing dalam jumlah banyak, penurunan berat badan cepat, dan rasa sakit. Pada tahun 400 SM seorang penulis India, Sushrutha, menamai gejala penyakit ini honey urine disease (kencing madu). Tahun 200 SM penyakit ini pertama kali disebut Diabetes mellitus (diabetes = mengalir terus; mellitus = manis), DM.
Biang keladi DM yang juga populer dengan sebutan kencing manis ini ialah kurang aktifnya produksi hormon insulin dari sel kelenjar Langerhans pada organ pankreas. Macetnya produksi ini bisa karena menyusutnya jumlah sel penghasil hormon insulin sejak seseorang dilahirkan (bawaan; keturunan), serangan virus, atau penyakit degeneratif. "Bahkan juga akibat penyakit autoimun," tambah Paul Zakaria daGomez, dokter imunologi dari RSAB Harapan Kita, Jakarta (baca "ASI Mencegah Diabetes").
Namun ada juga orang yang mengidap DM meski insulinnya cukup. Ini karena reaksi tubuh terhadap kehadiran insulin kurang efisien; tubuh tidak mampu mengoksidasi glukosa menjadi energi. Keadaan ini biasanya menyerang orang setengah baya ke atas, karena faktor degenerasi, kurang olahraga, kegemukan, dsb.
"Gejala akut DM pada satu penderita dengan penderita lain memang tidak selalu sama," tegas David. Namun, ada gejala khas yang sering kurang dirasakan seperti terus-menerus lapar (polifagia), haus (polidipsia), serta banyak kencing (poliuria). Dalam fase ini umumnya berat badan penderita terus naik, karena jumlah insulin dalam tubuhnya masih mencukupi.
Bila dalam keadaan demikian penyakit belum juga terdeteksi, akan timbul gejala yang disebabkan kurangnya insulin. Pada tahap ini nafsu makan penderita mulai berkurang, kadang kala disertai mual. Tapi penderita tetap doyan minum, banyak kencing, tapi cepat merasa capek dan lemas. Berat badan pun menurun drastis (5 - 10 kg dalam waktu 2 - 4 minggu).
"Bila tidak diobati sesuai petunjuk dokter, penderita akan semakin sering merasa mual diikuti muntah, bahkan bisa pingsan atau koma karena kadar gula terlalu tinggi (umumnya melebihi 600 mg%)," David mengingatkan.
Sedangkan pada diabetes kronis biasanya gejala timbul secara perlahan, antara lain berupa sering kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk jarum, rasa tebal di kulit, mudah kram, mengantuk, mata kabur, gatal sekitar kemaluan (terutama wanita), gigi mudah goyah dan lepas, kemampuan seksual menurun, bahkan impoten. Pada ibu hamil sering terjadi keguguran yang mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Kalau bayi dilahirkan selamat pun berat lahir bayi lebih dari 4 kg.
Hipoglikemia lebih berbahaya
Tidak mudah mengerem angka penderita diabetes yang terus melaju, apalagi pada kasus bawaan. Namun yang lebih penting bagaimana mengupayakan agar penderita bisa hidup seperti orang sehat: tetap produktif dan tidak menderita. Caranya, dengan selalu menjaga agar terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi, dengan mengikuti dan mempertahankan gaya hidup sehat.
Dr. David dalam makalahnya pada suatu ceramah tentang diabetes beberapa waktu lalu, memberikan angka komplikasi menahun (kronis) pada berbagai rumah sakit umum di kota-kota besar di Jawa. Angka komplikasi tertinggi adalah penurunan kemampuan seksual (50,9%). Selanjutnya, neuropati simtomatik atau komplikasi saraf (30,6%), retinopati diabetik (penyempitan sampai kerusakan pembuluh darah mata (29,3%), katarak (16,3%), TBC paru-paru (15,3%), hipertensi (12,8%), penyakit jantung koroner, PJK, (10%), disusul gangren diabetik - ujung jari menghitam dan menjadi borok - (3,5%).
Sedangkan dua macam komplikasi akut yang sering terjadi, menurut David, adalah reaksi hipoglikemik dan koma diabetik. Reaksi serentak oleh tubuh yang kekurangan gula ini adalah rasa lapar, gemetar, keringat dingin, dan pusing. Dalam keadaan seperti ini, penderita harus cepat diberi makanan berupa roti atau pisang. Jika masih belum tertolong, berikan minuman teh manis satu atau dua gelas.
Sedangkan reaksi hipoglikemik mendadak dengan tanda-tanda pingsan, biasanya akibat minum obat antidiabetes yang dosisnya terlalu tinggi, terlambat makan, atau latihan fisik yang berlebihan. Kalau demikian, si penderita harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan serta infus glukosa.
Yang tidak kalah bahayanya bila sampai terjadi hiperglikemik akibat kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi. Gejalanya antara lain nafsu makan menurun drastis, haus luar biasa, dan kencing banyak. Selanjutnya mual, muntah, napas cepat dan dalam. Ada pula yang dibarengi panas badan. Jika mendapati pasien demikian, mesti langsung dimintakan pertolongan darurat di rumah sakit terdekat.
Namun keadaan di mana kadar gula darah terlalu rendah (koma hipoglikemia), menurut dr. da Gomez, jauh lebih berbahaya daripada jika kadar gula darah terlalu tinggi (koma hiperglikemia). Sebab, pada keadaan hipoglikemia jaringan otak mudah rusak dan kerusakan jaringan saraf bersifat irreversible, tak terpulihkan.
Cegah kebutaan
Kalau komplikasi akut datangnya mendadak, tidak demikian dengan komplikasi kronis yang sebenarnya dapat dicegah. Komplikasi itu antara lain bisa berupa rambut yang mudah rontok. Ini dapat diatasi dengan perawatan teratur menggunakan vitamin dan mineral serta hair tonic.
Penderita DM mempunyai kecenderungan 25 kali lebih mudah terserang kebutaan. Akibat kadar gula dalam darah mendadak tinggi, lensa mata berubah cembung dengan keluhan pandangan mata kabur. Kalau didiamkan, penderita akan sering mengeluh kacamatanya tak lagi jelas. Tapi dengan perawatan yang baik penglihatan akan pulih dalam waktu 2 - 4 minggu. Bila terjadi katarak, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter mata untuk kemungkinan operasi.
Dalam soal mata, yang perlu diwaspadai ialah rasa sakit yang hebat di sekitar mata akibat meningkatnya tekanan bola mata. Sebab itu merupakan salah satu pertanda glaukoma - penglihatan secara berangsur-angsur menghilang dan menjadi buta jika tidak diobati.
Umumnya retinopati diabetik ini mengancam penderita DM yang sudah lama (10 - 15 tahun). Masalahnya, terjadi penyempitan dan kebocoran pembuluh darah kapiler retina. Kebocoran ini mengakibatkan perdarahan yang akan menutup sinar yang menuju retina. Penderita DM dengan komplikasi retinopati memerlukan perawatan dan pengobatan secara cermat, baik terhadap penyakit DM-nya maupun kondisi matanya yang perlu pengawasan dokter mata. Pada stadium tertentu kelainan ini dapat diobati lewat tembak laser.
Yang juga bisa terjadi pada penderita DM menahun ialah gangguan pembengkakan organ telinga. Ini menyebabkan pendengaran sering terasa mendenging. Kalau tidak dirawat dengan baik, mudah rusak.
Kesehatan mulut juga menuntut perhatian. Pada penderita DM menahun acap kali lidah menjadi lebih besar atau terasa tebal. Ada kalanya timbul gangguan indera pengecapan. Keadaan ludah pun sering lebih kental sehingga mulut terasa kering (xerostomia diabetik). Atau sebaliknya, produksi ludah berlebihan (hipersalivasi diabetik). Keadaan yang demikian bisa mengganggu kesehatan rongga mulut serta menimbulkan bau mulut kurang sedap.
Gigi penderita DM menahun gampang goyah atau lepas. Sedangkan gusinya mudah bengkak dan gampang terkena infeksi. Karena itu kebersihan gigi dengan menggosoknya setiap kali selesai makan dan mengontrolkannya secara berkala ke dokter gigi sangat dianjurkan.
Lebih mudah kena PJK
Kontrol terhadap kesehatan organ lain macam paru-paru, jantung, hati, ginjal, dan lambung pun hendaknya jangan sampai dilupakan. Dibandingkan dengan orang sehat, penderita DM dua kali lebih mudah terkena PJK sebab lebih mudah terjadi penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Karena nutrisi dan oksigen yang diterima otot jantung berkurang, kapiler jantung pun bisa gampang rusak.
Selain itu, penderita DM punya kecenderungan 17 kali lebih mudah mengalami gangguan fungsi ginjal atau mengidap batu ginjal (nefropati diabetik), bila kurang merawat diri. Ini karena infeksi berulang serta penyempitan pembuluh darah kapiler dalam ginjal.
Saluran kencing pun perlu perhatian karena kandung kemih melemah akibat otot polos serta saraf yang memeliharanya mengalami gangguan. Sifat kontrol sarafnya sering ikut terganggu sehingga air seni tanpa terasa keluar dengan sendirinya.
Pada pengidap DM menahun, otot serta saraf lambungnya juga mudah terganggu akibat gangguan proses pengosongan lambung dan makanan lebih lama tinggal di dalamnya. Bisa terjadi komplikasi pada otot polos serta sistem saraf usus, khususnya usus besar. Kadar glukosa tinggi dalam darah pun bisa menjadi bahan toksis sehingga mudah merusak saraf penderita DM menahun.
Yang paling dicemaskan penderita pria kalau sampai terjadi gangguan seksual dalam jangka waktu lama. Bila sampai terjadi impotensi, menurut dr. David, tidak perlu diobati dengan suntikan hormon seks pria (testosteron) karena biasanya hormon testoteron pada penderita DM masih normal. Yang rusak hanya sarafnya.
Gangren (kematian dan pembusukan jaringan) pada kaki juga merupakan komplikasi yang ditakuti. Untuk menghindarinya, penderita sebaiknya setiap hari tidak lupa memeriksa kakinya. Gosok kaki dengan minyak perawatan kaki untuk menjaga kulit tetap lunak, tidak kering. Hindari menyikat, mengiris kulit kaki, memotong kuku terlalu pendek sebab akan lebih memudahkan terjadinya infeksi. (Nanny Selamihardja)


DIET DAN OLAHRAGA
Olahraga secara teratur bagi penderita DM sangat dianjurkan. Dr. Sadoso Sumosardjuno, pakar kesehatan olahraga, menyarankan agar berolahraga 6 hari seminggu dalam porsi sedang. Jenisnya aerobik seperti jalan kaki atau senam, paling tidak 20 - 45 menit/hari.
Denyut nadi dikontrol kira-kira 60% melebihi denyut nadi maksimal - normal (tidak melebihi 85% denyut nadi maksimal). Antara 60% - 80% denyut nadi maksimal ini disebut zone latihan. Denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi usia (dalam tahun).
Namun jangan lupa melakukan pemanasan dan cooling down (menurunkan intensitas latihan secara bertahap). Satu sampai tiga jam sebelum berolahraga makan secukupnya. Kalau berolahraga berat yang berlangsung lama, dianjurkan menyantap snack setiap 30 menit. Juga banyak minum air putih (dingin atau tidak).
"Sebelum mulai berolahraga perlu diketahui keadaan fisik dan status penyakitnya secara pasti," tambah dr. David. Jangan memilih olahraga yang berhenti mendadak seperti tenis atau badminton. Sebaiknya tidak berolahraga di ruang ber-AC atau terlalu panas. Jika menggunakan suntikan insulin, kadar gula darah harus dipantau sendiri sebelum, selama, dan sehabis olahraga. Jika kadar gula 250 mg% ke atas, olahraga ditunda dulu.
Dalam hal diet, perhatikan konsumsi takaran karbohidrat. Menurut dr. Ervina Karyadi, MSc., ahli gizi, ada 2 golongan karbohidrat, yakni kompleks dan sederhana. Bila mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti pada roti, nasi, atau kentang, zat ini akan diuraikan menjadi rantai tunggal glukosa, kemudian baru diserap ke dalam aliran darah. Kadar gula memang akan naik, tapi dengan cepat atau banyak. Bila mengkonsumsi makanan berkarbohidrat sederhana, seperti selai, jeli, sirup, limun, es krim, kadar gula darah segera naik memasuki sistem darah.
Sebab itu penderita DM dianjurkan tidak mengkonsumsi makanan berkarbohidrat sederhana. Sebaliknya, mengkonsumsi sumber karbohidrat berserat alami seperti roti biji gandum, biskuit berserat, sayuran, kacang-kacangan, dan buah segar (kadar gula rendah).
Dr. David menganjurkan kepada penderita DM di Indonesia, gunakan komposisi 68% kalori karbohidrat, 20% kalori lemak, dan 12% kalori protein.
Pada dasarnya, diet diabetes terdiri atas 3 kali makan utama dan 3 kali makan antara (snack) dengan jarak 3 jam. Contohnya:
• Pukul 06.30 - makan pagi.
• Pukul 09.30 - makanan kecil atau buah.
• Pukul 12.30 - makan siang.
• Pukul 15.30 - makanan kecil atau buah.
• Pukul 18.30 - makan malam.
• Pukul 21.30 - makanan kecil atau buah.
Setiap kali makan dalam jumlah porsi kecil sampai sedang agar tidak membebani pankreas. Buah-buahan yang diajurkan, pepaya, kedondong, pisang, apel, tomat, semangka yang kurang manis. Yang dilarang, sawo, mangga, jeruk, rambutan, durian, anggur.
Dalam melaksanakan diet diabetes sehari-hari hendaknya mematuhi pedoman diet 3J, yakni jumlah kalori, jadwal diet, dan jenis makanan yang boleh dan yang tidak.
Penentuan gizi penderita DM dilaksanakan berdasarkan BBR (berat badan relatif) dengan rumus:
BB
BBR = --------------------- x 100%
TB - 100 TB

Di mana: BB = berat badan (kg)
TB = tinggi badan (cm)
Tentu saja untuk mengukur sendiri batasan diet yang dilakukan agak sulit tanpa bantuan ahli gizi atau dokter yang merawat penderita. Sebab masih ada lagi kriteria lain yang harus dipertimbangkan yakni kurang tidaknya berat badan, ringan tidaknya penyakit, kurus tidaknya penderita, komplikasi yang ada, dll.
Apabila penderita mengerti tentang penyakitnya dan berusaha melakukan tindakan preventif, pasti dapat menekan biaya pengobatan ataupun bahaya yang mengancam dirinya. (Nn)

MEMPERBAIKI POLA MAKAN MENCEGAH KANKER

Sumber : ARTIKEL LEPAS, INTISARI NO. 402, JANUARI 1997

Upaya pencegahan penyakit kanker semakin diperhatikan. Perilaku hidup merupakan salah satu penyebab utama timbulnya kanker, di luar faktor keturunan, lingkungan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Faktor perilaku hidup itu terutama menyangkut pola makan sehari-hari. Dr. Elvina Karyadi, M.Sc., seorang ahli gizi, mengajak kita memahami pola makan yang baik yang dapat mencegah kanker tertentu.

Para ahli belakangan mengidentifikasikan bahwa 80 - 90% dari berbagai bentuk kanker berkaitan erat dengan makanan yang sehari-hari kita konsumsi.
Kanker payudara dan prostat diduga karena mengkonsumsi lemak yang terlalu banyak. Alkohol juga disebut-sebut sebagai biang keladi mencuatnya kanker payudara.
Sejumlah studi epidemiologi membuktikan, munculnya penyakit kanker pada saluran pencernaan erat hubungannya dengan berbagai paparan dari jenis makanan tertentu. Sedangkan kanker tenggorokan (esofagus) berkaitan dengan tingginya konsumsi alkohol dan bisa juga karena kebiasaan merokok. Kanker lambung dihubungkan juga dengan tingginya konsumsi makanan pengawet yang berkadar garam tinggi. Sedangkan kanker kolon (usus besar) dan rektum disebabkan oleh tingginya konsumsi lemak dan minuman beralkohol (terutama bir).
Kanker hati diduga akibat percemaran makanan oleh aflatoksin dan juga konsumsi alkohol yang tinggi. Beberapa ahli berpendapat, infeksi virus hepatitis B juga merupakan penyebab timbulnya kanker hati. Sementara itu kanker paru-paru dan kandung kencing terutama disebabkan oleh paparan tembakau (rokok) serta beberapa zat kimia dari berbagai cemaran industri.
Di samping zat-zat yang merugikan dalam kandungan gizi makanan tertentu, terdapat pula zat-zat gizi yang terkenal sebagai zat antikarsinogen, yaitu zat yang bersifat protektif (melindungi seseorang yang mengkonsumsinya dari timbulnya kanker). Termasuk golongan ini terutama sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin A, betakaroten, vitamin C, dan vitamin E. Juga zat gizi lain yang saat ini terkenal berpotensi mencegah penyakit kanker seperti selenium (Se), asam folat, niasin (vitamin B3), vitamin D, seng (zinc), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
Serat yang merupakan bagian dari pangan nabati yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan tubuh dan dapat mencegah timbulnya kanker kolon. Fungsi serat itu penting karena dapat menarik air dari sekitar pembuluh darah sehingga melunakkan faeses dan mendorong pengeluaran yang efisien melalui usus. Sumber makanan yang mengandung serat adalah biji-bijian, kulit dan daging, buah-buahan serta sayuran seperti seledri, kol, kembang kol, bayam dll.
Antioksidan merangsang kekebalan
Betakaroten, vitamin C, vitamin E, dan selenium dikenal sebagai zat antioksidan yang dapat merangsang sistem imun tubuh untuk melawan radikal bebas yang membentuk karsinogen (substansi yang dapat menimbulkan kanker). Mekanisme antioksidan dalam menghambat terjadinya kanker ini termasuk mencegah pembentukan karsinogen dan mengalangi rusaknya sel normal lainnya.
Pada percobaan terhadap binatang terbukti, antioksidan menghambat kerusakan kromosom, tahap promosi tumor, transformasi sel, dan rangsangan terbentuknya kanker secara kimia atau radiasi.
Betakaroten banyak terdapat pada sayuran berwarna kuning seperti wortel, sedangkan vitamin C banyak dijumpai pada buah-buahan macam jeruk, jambu biji, dll. Vitamin E banyak terdapat
pada sereal, minyak nabati, jagung, sayuran berdaun hijau, dan buah-buahan. Selenium terdapat pada daging, kerang, sereal, dan produk ternak.
Menurut beberapa penelitian, wanita penderita kanker serviks (mulut rahim) kadar asam folat dalam darahnya menurun. Hal ini tidak selalu berarti bahwa kadar asam folat yang rendah mencetuskan atau menyebabkan penyakit kanker. Dengan suplementasi asam folat, perubahan abnormal sel-sel di mulut rahim (cervical dysplasia) yang bisa berkembang menjadi kanker mulut rahim, dapat dicegah. Asam folat ini banyak terdapat pada sayuran hijau (brokoli, bayam, asparagus), biji-bijian, hati, kacang polong, buncis.
Suplementasi vitamin B3 atau niasin dilaporkan juga dapat mencegah kanker. Vitamin ini biasanya diberikan pula pada penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi, untuk mengurangi efek toksis (peracunan) dari kemoterapi itu sendiri. Penelitian Popov bahkan menyatakan, pemberian kombinasi niasin dan aspirin pada penderita kanker kandung kemih ternyata menurunkan angka kekambuhan dan meningkatkan perpanjangan waktu hidup penderita kanker. Niasin banyak terkandung dalam daging sapi, ayam, kacang-kacangan, ikan, daging tak berlemak, telur, dan alpukat.
Sedangkan penelitian ahli lain, Garland dkk. dan Colston dkk. menunjukkan, suplementasi vitamin D dalam bentuk aktifnya (1,25- dihidroksi) dapat menghambat multiplikasi (pelipatgandaan) sel kanker. Semakin tinggi vitamin D dalam darah (dalam bentuk 25-hidroksi vitamin D), semakin rendah risiko terjadinya kanker kolon. Vitamin ini banyak dijumpai pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras, dan ikan.
Seng mencegah kanker
Kalsium berperan dalam proses proliferasi (perkembangbiakan) sel pada lapisan mukosa kolon manusia. Karena itu masukan kalsium yang cukup tinggi dapat mengurangi risiko terjadinya kanker kolon. Studi yang pernah dilakukan oleh seorang peneliti Rusia menunjukkan, suplementasi kalsium yang diberikan kepada penderita tumor tulang dapat meningkatkan efektivitas pengobatan kanker dengan terapi radiasi. Kalsium banyak terdapat pada susu, yoghurt, keju, bayam, dan brokoli.
Penelitian yang pernah dilakukan pada hewan percobaan menunjukkan, kekurangan magnesium pada diet hewan ini dapat meningkatkan perkembangan terjadinya kanker tenggorokan dan kanker kulit luar. Ditemukan bahwa seseorang yang menderita kanker tenggorokan memiliki kadar seng yang rendah dalam darahnya. Namun hal ini masih belum diketahui pasti apakah kekurangan seng merupakan sebab atau akibat dari kanker ini.
Menurut Garafalo, seorang ahli lain, dalam tindakan pembedahan terhadap kanker dianjurkan agar berhati-hati sebab bisa memperparah defisiensi seng, bahkan sampai pada tingkat yang permanen. Apalagi bila pasien sudah sangat rendah kadar seng dalam serumnya sebelum operasi.
Dalam kasus kanker prostat pada pria juga ditemukan kadar seng yang rendah dalam kelenjar prostat dan terjadi sekresi kelenjar prostat itu sendiri. Sehingga para ahli juga beranggapan seng ini merupakan proteksi dalam melawan penyakit kanker prostat. Makanan sehari-hari yang banyak mengandung seng dapat ditemukan misalnya pada makanan berasal dari hewan seperti daging ayam, sapi, telur dan juga pada biji-bijian, roti, susu dan produk olahannya.
Belakangan dikenal pula beberapa substansi tertentu yang bermanfaat mencegah kanker seperti alkilgliserol yang banyak terdapat pada minyak hati ikan hiu, ko-enzim Q10, asam butirat, tulang rawan faktor antiangiogenesis (dari ikan hiu) yang berfungsi mencegah pembentukan darah baru dalam penyebaran sel kanker. Juga omega-3 dari minyak ikan, omega-6 serta beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti bromelain berasal dari batang pohon nanas, bawang putih (Allium sativum), bawang bombai (Allium cepa) dan substansi lentinan berasal dari jamur shiitake asal Jepang.
Bakteri Lactobacillus acidophilus juga dikenal sebagai bakteri yang normal dalam usus besar manusia dan berfungsi menormalisasikan aktivitas enzim-enzim yang dihasilkan dari bakteri lain.
Kadar lemak yang tinggi dan rendah serat yang banyak ditemui pada diet makanan Barat menyebabkan terganggunya aktivitas enzim dalam bentuk kotoran di usus besar yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker usus besar.
Karsinogen dalam makanan
Zat-zat yang terkandung dalam makanan (faktor diet) dapat menyebabkan promotor untuk menimbulkan keganasan yang tidak secara langsung menimbulkan tumor. Zat-zat ini digolongkan sebagai karsinogen. Selain karsinogen ada pula prokarsinogen yang bersifat mengubah zat kimiawi sehingga merupakan pencetus kanker.
Karsinogen dalam makanan dapat ditemukan misalnya pada hasil pengolahan yang menimbulkan zat karsinogen plosiklik hidrokarbon akibat proses pengasapan makanan, zat kimia nitrosamin, zat fisik karena radiasi nuklir, ataupun zat biologi yang ada di alam seperti racun dalam tembakau.
Zat-zat racun tersebut akan merusak keutuhan struktur sel dan intinya menjadi ganas sehingga bersifat mutagenik (sel-sel normal setelah dicemari racun atau pencemaran lingkungan menjadi sel ganas yang berkembang biak tanpa kendali). Selain itu zat karsinogen dapat timbul akibat pengolahan makanan yang tidak tepat. Misalnya, pemanasan yang terlampau lama dan terlalu tinggi suhunya (menimbulkan zat trans-fatty acid), cara menggoreng yang berlebihan serta pengawetan dengan pengasinan.
Makanan yang tercemar oleh jamur Aspergillus flatus yang menghasilkan racun aflatoksin seperti pada kacang tanah busuk dan keju kedaluwarsa juga bersifat karsinogen. Penggunaan minyak (jelantah) yang sudah berulang kali mengandung zat radikal bebas seperti peroksida, epioksida, dan lain-lain yang juga bersifat karsinogenik dan mutagenik yang mengubah sel normal menjadi ganas. Pada percobaan terhadap binatang, konsumsi makanan yang kaya akan gugus peroksida ini dapat menimbulkan kanker usus.
Pemanis buatan seperti siklamat dan sakarin, yang banyak dipakai dalam makanan jajanan menurut penelitian epidemiologi dapat pula menimbulkan tumor kandung kemih. Zat pengawet makanan seperti formaldehida sebagai pengawet bakso atau tahu, penggunaan zat pewarna tekstil (bukan untuk makanan) seperti methanyl yellow pada krupuk, tahu dll. serta rhodamin, warna merah pada sirup menurut penelitian juga dapat merangsang timbulnya kanker hati.
Mengingat banyak zat makanan di sekitar kita yang dapat merangsang timbulnya penyakit kanker, hendaknya kita sedapat mungkin menghindari makanan yang kurang bersih, lewat masa kedaluwarsa atau diolah dengan tidak semestinya. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari cukup sulit untuk menghindarinya, paling tidak kita berusaha menjauhinya.



YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN

Belakangan ini, terutama di negara-negara maju, sudah banyak orang yang menerapkan perilaku hidup sehat seiring dengan gerakan pencegahan kanker. Berikut ini langkah-langkah yang diajurkan untuk mencegah timbulnya kanker.
-1-Makan banyak sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian seperti tempe, tahu, dan makanan yang banyak mengandung serat. Paling tidak satu atau dua kali sehari mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan.
-2-Hindari berat badan berlebihan atau kegemukan. Timbanglah berat badan 1 kali seminggu. Penelitian menunjukkan, akibat kegemukan, risiko terjadinya kanker lebih besar khususnya kanker payudara, rahim, usus besar, lambung, ginjal, serta kandung empedu.
-3-Kurangi terlalu banyak makanan gorengan dan juga yang mengandung protein dan lemak tinggi seperti jeroan.
-4-Batasi makanan yang diolah dengan suhu tinggi dan lama atau dengan pengolahan tertentu yang dapat menimbulkan prokarsinogen seperti makanan yang diasinkan, diasap, diolah dengan nitrit, dibakar, dipanggang sampai keluar arang (gosong) sehingga menimbulkan zat polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) yang bersifat prokarsinogen. Paling baik makanan olahan rebus.
-5-Hati-hati dengan penggunaan pemanis buatan, pewarna makanan, serta zat pengawet yang berlebihan. Makanan terbaik adalah makanan segar.
-6-Makanan dijaga kebersihannya, beraneka ragam, dan bebas dari zat cemaran lingkungan.
-7-Sebaiknya tidak berlebihan mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol, dan juga merokok.
-8-Kegiatan fisik dengan berolahraga secara teratur disertai kesehatan mental dan rohani merupakan bagian terpadu dalam upaya pencegahan penyakit kanker.

KELUHAN SAKIT PERUT DAN PENYEMBUHANNYA

Sumber : TERAPI, INTISARI NO. 402, JANUARI 1997

Nyeri, mual, kembung, dsb. tidak selalu merupakan gejala sakit maag, tetapi bisa juga akibat terganggunya organ di luar saluran cerna macam hati, ginjal, empedu.Penyebabnya bisa karena makanan tertentu yang merangsang, asam lambung, amuba, kuman yang bandel ditambah stress.
Seorang tetangga mengeluh, lambungnya sering nyeri. Apalagi telat makan atau sehabis makan yang pedas-pedas dan asam. Kalau sudah begitu, ia langsung menenggak obat maag yang bisa dibeli bebas di pasaran. Untuk sementara memang sembuh tapi kemudian kambuh kembali. Lebih-lebih kalau pekerjaan di kantornya menumpuk, belum lagi mengurusi anak-anaknya di rumah.
Ketegangan sering kali membuat kambuh penyakit maag yang sudah cukup lama dia derita. Kata dokter, kondisi lambungnya sebenarnya tidak seberapa serius asalkan ia bisa mengurangi rasa tegang dan makan secara teratur.
Rumitnya sistem pencernaan
Keluhan nyeri atau perih pada perut dan gejala lain macam mual, kembung, mulas, sebah (perut terasa penuh), panas, nyeri ulu hati, cepat kenyang, ditambah diare atau susah buang air besar, tidak selalu menunjukkan seseorang menderita kelainan pada saluran cerna (intra luminer). Bisa juga gejala itu akibat gangguan organ di luar saluran cerna (ekstra luminer), misalnya hati, empedu, pankreas, ginjal, kandungan, dsb.
Keluhan nyeri, mual, kembung, dan kawan-kawannya itu secara medis disebut sindrom atau kumpulan gejala dispepsia.
Bila pasien datang dengan keluhan sakit perut, pemeriksaan umum oleh para dokter hampir selalu berupa wawancara tentang riwayat penyakit, penekanan pada bagian yang sakit, pengetukan perut untuk mengecek kembung atau tidaknya. Pemeriksaan demikian bisa untuk mendiagnosis gangguan pada perut, tetapi belum menjamin tegaknya diagnosis yang pasti.
"Memang tidak mudah mendeteksi penyakit dengan sindrom dispepsi karena, entah sumbernya intra atau ekstra luminer, cetusannya banyak yang sama," tutur dr. H. Chudahman Manan, DSPD, konsultan gastroentero serta patologi saluran cerna dan hati dari FKUI-RSCM, Jakarta. Namun dengan bantuan peralatan yang semakin canggih kini diagnosis bisa lebih tepat.
"Seandainya lewat pemeriksaan USG ternyata kelainan bukan pada ekstra luminer, dokter bisa meneliti dengan saksama bagian alat pencernaan lain mana yang sakit," kata dr. Manan. Sindrom dispepsi pencernaan itu sendiri masih terbagi lagi menjadi dua, yakni ulcerlike dyspepsia (kerusakan lokal, luka atau borok pada permukaan dalam saluran cerna) dan non ulcer dyspepsia seperti radang esofagus (dengan gejala rasa panas di dada akibat asam lambung masuk ke esofagus), dismotilitas (kurang normalnya gerakan alat pencernaan), serta kelainan nonspesifik lainnya.
Melihat betapa rumitnya sistem pencernaan kita, tidak heran kalau penyakit pada pencernaan yang panjang melingkar-lingkar ini sulit dideteksi. Organ pencernaan itu mulai dari saluran esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus yang terdiri atas usus 12 jari, jejunum dan ileum, usus besar, sampai anus.
Lambung sendiri terbagi dalam 3 bagian, yakni fundus (puncak), korpus atau badan, serta ruangan menuju usus dua belas jari (antrum). Proses cerna dimulai dari lambung ini dengan bantuan asam lambung dan enzim-enzim. Proses penyerapan makanan dilakukan sepanjang usus halus serta penyerapan air dan elektrolit terutama pada usus besar. Pembuangan sisa makanan dilakukan dari anus (dubur).
Sedangkan usus buntu yang terletak pada pertemuan usus besar dan usus halus berbentuk kantung kecil dan menempel pada kantung usus fungsinya tidak penting, sebab itu kalau dipotong tidak membawa masalah apu pun.
Lambung tidak tahan gempuran
Di antara sekian banyak gangguan sistem pencernaan, menurut dr. Manan, pasien dengan keluhan nyeri pada lambung paling banyak penderitanya, mulai yang akut sampai kronis. Sakit lambung umumnya terjadi akibat serangan asam lambung yang tinggi atau terlalu banyak makan makanan yang bersifat merangsang (pedas, asam, kopi, alkohol, nikotin, bakmi yang mengandung air abu, obat tertentu). Makanan yang "tajam" ini menggasak dinding lambung. Faktor stres juga bisa menjadi pencetus karena meningkatnya asam lambung. Karena melemahnya daya tahan dinding lambung terhadap serangan tadi, kehadiran zat-zat merangsang itu menyebabkan lambung terasa sakit, nyeri, mual, mulas, kembung dan ada kalanya sampai menimbulkan luka (peptic ulcer).
Gejala khas sakit lambung atau maag, berupa rasa nyeri atau pedih pada ulu hati meskipun baru saja selesai makan. Namun kalau rasa pedih hanya terjadi sebelum makan atau di kala lapar dan mereda sehabis makan, biasanya itu cuma akibat produksi asam lambung berlebihan; yang bersangkutan belum menderita sakit maag.
Kalau sering bertahak (bersendawa), itu pun belum merupakan pertanda sakit lambung. Sebab, bertahak hanyalah mekanisme pencernaan untuk mengurangi kembung secara refleks.
Memang ada orang yang dinding lambungnya mudah terkikis, ada pula yang tahan gempuran. Apa sebabnya, masih merupakan misteri. Diduga karena faktor bawaan, pola makan yang salah, atau menahan tekanan batin cukup berat.
Keluhan kembung yang disebabkan menumpuknya gas di dalam perut serta tidak lancarnya proses gerakan usus yang mendorong udara tertumpuk untuk turun ke bawah dan keluar, juga tidak selalu menandakan sakit lambung. Tapi bisa karena faktor ekstra luminer.
Sakit maag pada awalnya diobati secara simtomatik dengan pemberian obat yang menetralisasi atau menghambat produksi berlebihan asam lambung (jenis antasid) atau obat penghambat produksi asam yang memperbaiki motilitas (sistem gerakan usus). Apabila setelah dua minggu obat tidak memberikan reaksi yang berarti, dokter akan memeriksa dengan bantuan peralatan khusus seperti USG, endoskopi, dll.
Penyakit maag akut umumnya penatalaksanaannya lebih mudah daripada yang kronis. Pada jenis akut biasanya belum ada gejala kerusakan yang jelas pada dinding lambung; mungkin hanya disebabkan oleh berlebihnya produksi asam lambung sesaat atau akibat makanan "tajam" yang terlalu banyak. Sedangkan pada jenis kronis penderita bisa mengalami pembengkakan atau radang pada dinding lambung, luka, sampai perdarahan membentuk peptic ulcer atau gastric ulcer.
Gara-gara kuman bandel
Semula para gastroenterolog menduga gangguan pencernaan atau ulcer pencernaan yang tak kunjung sembuh itu akibat terlalu banyak merokok, minum alkohol, pola hidup serta pola makan yang salah. Belakangan, menurut Manan, penyakit pencernaan yang demikian banyak dihubungkan dengan kuman Helicobacter pylori (H. pylori). Kuman ini bisa bertahan hidup karena mempunyai kemampuan mengubah situasi lingkungan yang sesuai baginya. Berbentuk cocoid, kuman ini sekali waktu tertidur, tapi di kala lingkungan hidupnya sedang menunjang (misalnya asam lambung meningkat), ia terbangun.
Celakanya, kuman ini tidak mempan terhadap obat-obatan maag atau perut biasa. Hasil penelitian menyatakan, kuman ini berperan dalam penyakit ulcer pencernaan terutama pada lambung dan usus 12 jari kambuhan (80%) maupun penyakit kanker pencernaan (60 - 70%).
Di negara maju ataupun tidak gangguan pencernaan oleh kuman H. pilori itu sama tingginya. Di Jepang, menurut Majalah Look Japan, 70% penduduk di atas usia 40 yang menderita ulcer lambung serta ulcer usus 12 jari, sebagian besar terinfeksi kuman ini.
Menurut dr. Oei Kim Ie, M.D., Ph.D., ahli bedah gastroenterologi RS Pertamina, Jakarta, yang pernah lama tinggal di Jepang, memang banyak pekerja kantor yang memburu kenaikan posisi di Negeri Sakura itu menderita ulcer usus. "Diduga karena terlalu banyak stres ditambah pola makan serta hidup tidak teratur," kata Oei. Namun kalau dulu penderita ulcer kebanyakan harus dibedah, kini dengan adanya obat khusus tidak perlu lagi.
"Di Indonesia pun sekarang pasien dengan sindrom dispepsi yang sering kambuh dicurigai mengidap kuman tersebut," kata Manan. Di RSCM, menurut dr. Manan, banyak ditemui pasien pengidap kuman H. pylori, Sementara dari pengamatan Dr. Amal Sutopo, ahli penyakit dalam dari RS Pertamina, kasus dengan H. pylori hanya satu dua pasien; belum mengkhawatirkan.
Deteksi adanya kuman ini bisa dilakukan secara noninvasif, yakni melalui pemeriksaan serologi (pemeriksaan serum darah; positif atau tidak) serta tes urea pernapasan (urea breath test).
Dalam tes urea pernapasan, penderita diberi minuman yang mengandung zat karbon urea. Beberapa saat kemudian tubuhnya dimiringkan ke kiri dan ke kanan dalam posisi berbaring. Selanjutnya, ia diminta mengembuskan napas kuat-kuat, udara yang ke luar ditampung dalam tabung. Udara tersebut dipantau oleh kadar karbon yang dilabel tersebut. Namun pemeriksaan noninvasif ini belum dilakukan di Indonesia.
Sedangkan pemeriksaan invasif berupa pemeriksaan histologi atau patologi anatomi serta pemeriksaan CLO (campylobacterilike organism) sudah bisa dilaksanakan di RSCM, Jakarta. Caranya, hasil biopsi (pengambilan contoh jaringan) jaringan pencernaan dicampur dengan zat khusus. Selang 24 jam campuran itu akan memberikan hasil dalam bentuk warna. Warna kuning menunjukkan hasil negatif, warna merah positif.
Ada lagi pemeriksaan dengan cara kultur atau pembiakan jaringan (pengambilan jaringan atau biopsi lewat endoskopi). Seperti ditulis Look Japan, selain pengambilan jaringan dengan cara endoskopi tadi masih ada cara lain, yakni dengan sistem PCR (polymerase chain reaction). Caranya, cairan perut disedot melalui selang yang dimasukkan lewat lubang hidung. Karena cara ini dianggap kurang praktis dan pasien sedikit menderita, kini ditempuh cara lain yaitu dengan entero-test yang lebih praktis.
Metode temuan AS ini menggunakan kapsul bertali nilon (lihat gambar). Kapsul berukuran normal ini ditelan dengan bantuan air, tapi ujung tali tetap ditahan di luar mulut. Tali nilon yang daya serapnya tinggi ini cepat menyerap cairan dari perut. Setengah jam kemudian, pasien dapat menarik tali nilon secara perlahan-lahan keluar dari mulut. Cairan yang menempel pada tali kemudian dites di laboratorium. Dengan tes ini diharapkan kelainan bisa terdeteksi tepat sehingga bisa dipilih terapi yang pas.
Sementara itu para ahli masih mempertanyakan, bagaimana kuman ini sampai masuk ke tubuh manusia. Ada yang menduga, ia berasal dari air yang kita minum (meskipun sudah direbus), tapi para ilmuwan Inggris belakangan mencurigai ludah serta kotoran kucing sebagai penyebar kuman ini.
Kanker usus besar terbanyak
Kalau sekadar penyakit maag ringan, cukup diobati dengan golongan obat antasid atau obat penenang. Namun kuman H. pylori harus diobati dengan kombinasi 2 macam antibiotik, yakni Tindazole dan Clariabotic, yang memberantas kuman tidak hanya berhenti pada tingkat penyembuhan tapi sampai ke tingkat eradikasi atau penyapuan bersih kuman dari tubuh.
Tidak seperti antibiotik lain (misalnya Eritromicin atau Macrolide yang banyak digunakan untuk mengobati radang tenggorokan dan sering berefek sampingan pada lambung), antibiotik ini tidak menimbulkan masalah pada lambung. Namun biasanya obat diberikan dalam dosis optimal dengan jangka waktu 1 - 2 minggu. "Kalau dengan pengobatan sampai tingkat kesembuhan pada ulkus usus dua belas jari tanpa antibiotik hasilnya sampai 30%, tingkat keberhasilan dengan eradikasi tanpa kekambuhan bisa mencapai 80 - 90%," kata Manan.
Selain kuman H. pylori dan asam lambung, gangguan perut juga bisa karena kekurangan enzim dengan keluhan sistem buang air besarnya sering tidak normal dan sering merasa mual. Pengobatannya tidak sulit, hanya dengan penambahan enzim, terutama setelah makan makanan tinggi lemak.
Dr. Oei menambahkan, di negara tropis seperti Indonesia, banyak juga gangguan terhadap usus besar (kolon) yang disebabkan oleh amuba. Gejalanya hampir sama, yakni mengalami sindrom dispepsia, ada kalanya ditambah diare berkepanjangan, faeses berlendir, buang gas kurang sedap, sampai perdarahan. "Amuba ini, kalau tidak diberantas, bisa menembus dinding usus masuk ke hati bahkan otak," kata Oei.
Bahkan, tambah Oei, jaringan amuba yang menumpuk bisa merupakan biang keladi kanker usus dan hati. Itu sebabnya, setiap kali ada pasien dengan sindrom dispepsia yang tak kunjung sembuh dianjurkan untuk memeriksakan faeses untuk mendeteksi ada tidaknya amuba di dalamnya. Obat Flagyl yang biasa digunakan oleh Oei untuk memberantas amuba ini merupakan kombinasi dari obat Clarithromycin dan Metronidazole, yang diminum selama 5 hari. "Memang timbul reaksi seperti mual dan lidah kering, tapi amuba akan terberantas bersih dengan obat itu," kata dr. Oei.
Buang air besar bercampur darah, diare terus-menerus, atau sembelit berkepanjangan, juga bisa dicurigai sebagai gejala penyakit kanker usus. Untuk memastikannya bisa dilakukan tes darah CEA (Carsino Embryonic Antigen) atau dengan biopsi. Kalau di Jepang dan Chile, kanker pencernaan pada lambung terbanyak penderitanya, di Indonesia dan di negara Barat yang terbanyak kanker pada kolon (di RS Pertamina 1 - 2 orang pasien dalam seminggu, rata-rata berusia 60 tahun ke atas). Diduga penyebab utamanya adalah diet makanan yang salah (terlalu banyak lemak, kurang serat). Usaha utama penyembuhan kanker kolon ini tidak lain dengan jalan operasi.
Gejala khas ekstra luminer
Ada kalanya gejala khas intra luminer dan ekstra luminer sulit dibedakan. Dokter memberikan beberapa "kunci" tambahan untuk mengetahui adanya gangguan ekstra luminer. Pada gangguan batu empedu, misalnya, selain sindrom dispepsia seperti kembung, mual, sakit ulu hati dll., putih mata sering nampak kuning, sakit perutnya periodik, sekali waktu kolik (rasa sakit yang tak tertahankan akibat organ berongga tersumbat), terjadi kekakuan dinding perut, dan faeses terkadang berwarna seperti dempul (keputihan) pada kasus sumbatan empedu total.
Pada gangguan ginjal, rasa sakit dimulai dari pinggang belakang atas, lari ke perut bagian bawah depan. Sedangkan pada gangguan pankreas yang berfungsi mengeluarkan enzim pencernaan, rasa sakit atau nyeri terasa di sekitar pusar. Acap kali terjadi gangguan sistem buang air besar (diare atau sembelit) serta ada kalanya secara mendadak kadar gula darahnya meningkat walaupun tidak ada keturunan (diabetes sekunder).
Sedangkan kelainan pada hati dibarengi dengan rasa lemas, kurang nafsu makan, mata kuning, dan kadar SGPT-SGOT meningkat.
Pada gangguan sistem reproduksi (rahim dan indung telur) selain rasa kembung berkepanjangan, ada kalanya vagina mengeluarkan cairan tidak normal.
Bakmi berbahaya, cabai tidak
Untuk menjaga kesehatan pencernaan, dr. Manan menyarankan, hendaknya membiasakan hidup dan makan secara teratur. Bila timbul gejala sakit perut, untuk sementara memang bisa dibantu dengan obat-obatan yang tersedia di rumah. Karena asam lambung menurun segera setelah makan dan naik lagi 1 - 3 jam setelah makan, maka obat maag sebaiknya dikonsumsi lebih kurang satu jam sehabis makan. Obat sirup lebih cepat menyerap dibandingkan obat tablet. Pil mengandung antasida, menurut penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, sebaiknya tidak diminum berbarengan dengan antibiotik karena dikhawatirkan akan membentuk kompleks tak larut. Bila setelah 2 - 3 hari gejala tetap ada, hendaknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Kambuhnya penyakit maag dapat dihindarkan dengan mengatur waktu makan. Sebaiknya penderita makan sedikit demi sedikit tapi sering. Bila Anda sering menderita sariawan hendaknya tidak terburu-buru minum vitamin C, sebab bisa jadi gara-garanya gangguan pada pencernaan yang disebabkan jamur, bakteri, atau alergi.
Tentang benar tidaknya cabai dan makanan bercuka merupakan pantangan bagi penderita gangguan pencernaan, dr. Manan menyatakan, "Saya tidak membiasakan pasien untuk berpantang segala macam makanan. Kalau sedang kambuh, memang sebaiknya untuk seminggu dua minggu berpantang, tapi setelah sembuh silakan makan kembali asalkan dalam jumlah yang seimbang." Cabai sebenarnya mempunyai kemampuan untuk melindungi mokusa lambung. Cuma memang ada konsentrasi-konsentrasi tertentu yang tajam.
Sebaiknya hindari makan bakmi berlebihan, khususnya dalam keadaan perut kosong, karena air abu yang menguningkan bakmi sangat tajam bagi lambung. Sebaliknya, makanan berserat yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan sangat dianjurkan untuk membantu kerja alat pencernaan.
Menurut dr. Manan, para pengidap sakit maag yang menjalankan puasa di bulan Ramadhan tidak perlu terlalu khawatir. "Dalam keadaan tenang dan banyak berdoa, insya Allah kondisi kesehatan kita akan lebih baik," katanya. Asalkan di waktu buka puasa menghindari makanan yang terlalu merangsang: mengandung lemak tinggi, terlalu pedas atau asam. Jangan lupa untuk makan vitamin selama menjalankan ibadah puasa ditambah obat penghambat produksi asam lambung dosis ringan bila perlu. (Nanny Selamihardja)

PINGSAN TAK SELALU LEMAH JANTUNG

Sumber : TERAPI, INTISARI NO. 402/DESEMBER 1996

Mereka yang mudah pingsan kerap dianggap lemah jantung. Apalagi jantungnya sering berdebar-debar. Padahal memakai baju dan kerah ketat pun bisa berdampak buruk.

Pernahkah saat Anda berdiri mengikuti upacara di lapangan atau sedang menghadiri resepsi resmi, mendadak terasa jantung berdebar-debar, degupnya jantung kencang, disusul kepala serasa ringan serta badan lemas, keringat dingin, pandangan berkunang-kunang dan akhirnya gelap lalu jatuh pingsan?

Penyebab kejadian seperti itu bisa saja karena jantung kita kurang beres, tapi bisa juga karena faktor luar. Apalagi kalau kita tidak mempunyai riwayat kelainan jantung ataupun faktor risiko penyakit jantung dan usia relatif masih muda.

Sebagian besar kasus pingsan yang bukan karena kelainan jantung (sinkop non-kardik) menurut para ahli, lebih disebabkan karena terkena hipersensitivitas vagus. Vagus adalah saraf otak kesepuluh yang mensarafi organ bagian dalam tubuh dan sangat berpengaruh terhadap frekuensi detak jantung.

Salah satu pencerminan hipersensitivitas vagus dikenal sebagai sinkop vasovagal (berkaitan dengan pembuluh darah dan nervus vagus) dan vasodepresif. Ini terjadi karena timbulnya ketidakseimbangan refleks saraf otonom dalam bereaksi terhadap posisi berdiri yang berkepanjangan. Berawal dari kecenderungan terkumpulnya sebagian darah dalam pembuluh vena bawah akibat gravitasi bumi, hal ini menyebabkan jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang sehingga curah ke jantung serta tekanan darah sistoliknya menurun. Guna mengatasi penurunan tersebut, otomatis timbul refleks kompensasi normal, berupa bertambahnya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung, dengan tujuan mengembalikan curah ke jantung ke tingkat semula.

Pada seseorang yang hipersensitif, bertambahnya kekuatan kontraksi ini justru mengaktifkan reseptor mekanik yang ada pada dinding bilik jantung kiri sehingga timbul refleks yang dinamakan refleks Bezold-Jarisch (sesuai nama penemunya). Efeknya, frekuensi detak jantung berbalik menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan kemudian terjadi tekanan darah rendah (hipotensi) sehingga aliran darah ke susunan saraf terganggu. Di sinilah sinkop terjadi.

Namun untuk menentukan diagnosis, pada umumnya dokter menganjurkan pemeriksaan tilt test, di mana hasil tes dapat digunakan sebagai acuan pemeriksaan lebih lanjut bila diperlukan.

Mencegah pingsan
Untuk mencegah agar jangan sampai pingsan, sewaktu gejalanya terasa masih ringan misalnya baru terasa berdebar-debar, coba sedikit gerak-gerakkan tungkai atau kaki, sambil sekali-kali batuk kecil. Adakalanya cara tersebut dapat dibantu lagi dengan mengalihkan perhatian kita sesaat. Misalnya kalau sedang berada dalam suatu upacara perhatikanlah peserta lain di depan kita satu per satu, mengingat-ingat kejadian menyenangkan yang pernah kita alami, menggumamkan lagu kesayangan atau lagu mars pembangkit semangat Anda.

Kalau dengan cara tersebut gejala tidak juga berkurang, tetapi malah mulai mengeluarkan keringat dingin ditambah kepala terasa melayang, apa boleh buat! Lebih baik Anda langsung jongkok, duduk, atau mundur mencari tempat berbaring agar tungkai dapat dinaikkan lebih tinggi dari kepala. Biasanya dalam waktu singkat akan terasa lebih nyaman dan pulih kembali. Apalagi kalau ditambah dengan minuman segar.

Sebaliknya, kalau kita harus menolong orang yang pingsan, menurut Panduan Kesehatan Keluarga, 1996 (Yayasan Essentia Medica) sebaiknya lakukan tip praktis berikut ini. Baringkan penderita di tempat tidur dengan kepala dimiringkan. Hati-hatilah agar posisi kepala jangan ditinggikan. Bila penderita berada di kursi, dorong kepala ke bawah serendah mungkin di antara kedua lutut. Longgarkan pakaian yang ketat agar aliran darahnya tak terganggu. Bila perlu, teteskan air dingin di kening atau leher untuk mempercepat pulihnya kesadaran. Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila penderita belum sadar. Panggil dokter terdekat atau ambulans bila tidak kunjung sadar.

Karena kerah baju ketat
Hipersensitivitas vagus dapat juga berupa sinkop sinus karotis, yakni jatuh pingsan bukan dicetuskan oleh sikap berdiri yang lama tetapi saat menoleh mendadak. Ini bisa terjadi bila penderita mengenakan baju berkerah tinggi terlalu ketat, sehingga gerakan kepala menyebabkan penekanan pada sinus karotis yang terletak pada leher samping agak ke depan. Hal ini bisa mengakibatkan detak jantung melambat dan menimbulkan sinkop.

Jika dilakukan pemeriksaan elektro-fisiologi (pemeriksaan aktivitas listrik jantung) pada penderita, umumnya terlihat fungsi listrik jantung bekerja dalam batas normal. Hanya saja adanya manipulasi ringan berupa penekanan leher di daerah sinus karotis tadi tampak berupa garis datar pada layar monitor. Artinya, terjadi gangguan aktivitas atau hantaran listrik saat dilakukan manipulasi tadi.

Untuk mencegah jangan sampai mengalami hal tersebut, hindari penggunaan kerah baju yang terlalu ketat dan jangan memijat daerah leher atau hal lain lagi yang menyebabkan tekanan pada sinus karotis.

Penampilan lain lagi yang langka dari hipersensitivitas vagus adalah paroxysmal sinus arrest. Di sini sumber listrik utama jantung adakalanya mengalami penghentian (pause) selama 6 - 23 detik tanpa adanya faktor pencetus yang jelas. Kejadian ini bisa saat tidur maupun saat aktif, siang atau malam, dengan akibat hampir pingsan atau pingsan (presinkop atau sinkop). Di sini hasil pemeriksaan dengan elektrofisiologi terhadap sumber listrik jantung pun menunjukkan normal, tapi pada umumnya pengobatan diarahkan pada penggunaan alat pacu jantung permanen yang ditanamkan di bawah kulit dada penderita.

Untuk mencegah terjadinya sinkop yang bukan karena kelainan jantung tadi, antara lain dengan berolahraga seperti joging, bersepeda, berenang, atau melakukan olahraga dinamis yang menguatkan otot tungkai.

Kalau sinkop jelas disebabkan oleh kelainan jantung tentu Anda diajurkan berkonsultasi dengan dokter jantung agar dilakukan pemeriksaan lebih saksama dan pengobatan yang lebih tepat. (dr. Hary Utomo Muhammad, DSJP, Jakarta)



Rabu, 18 Februari 2009

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

http://www.blogdokter.net/2007/03/25/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/

Ditengah menjamurnya makanan siap saji yang banyak mengandung lemak dan perubahan gaya hidup sebagian masyarakat perkotaan, maka penyakit penyakit sebagai imbas dari perubahan gaya hidup itu pun akan bermunculan semakin banyak. Salah satu penyakit tersebut adalah Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi.

Mungkin banyak dari kita yang kurang tahu apa yang dimaksud dengan Hipertensi, secara garis besar Hipertensi dapat didefinisikan sebagai penyakit yang umum timbul di dalam masyarakat yang merupakan peningkatan yang persisten dari tekanan pembuluh darah arteri, yaitu tekanan diastolik diatas 95 mmHg. Tekanan darah normal biasanya tekanan sistolik tidak melebihi 140 mmHg dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Namun patokan tekanan darah normal tersebut individual sifatnya.

Penyebab
Sebanyak 90 % kasus penyebab tidak diketahui. Namun dapat juga sekunder akibat penyakit jantung/ginjal, diabetes, atau tumor dari kelenjar adrenal, obat-obatan, maupun kehamilan.

Faktor Risiko
Merokok/minum alkohol, pola makan banyak garam dan lemak, kurang berolah raga, obesitas, dan stress.

Gejala dan Tanda
Biasanya tidak ada gejala sampai timbul komplikasi.

Komplikasi
Stroke
Kegagalan jantung
Kerusakan ginjal.

Pencegahan
Setelah umur 30 tahun, periksa tekanan darah setiap tahun.
Jangan merokok/minum alkohol
Kurangi berat badan bila berlebihan
Lakukan latihan aerobik
Pelajari cara-cara mengendalikan stres.

Penatalaksanaan

Pengelolaan terhadap penderita hipertensi adalah :
Pengobatan tanpa obat, antara lain : diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh, peredaan stress emosional, berhenti merokok/alkohol, dan latihan fisik ringan dan teratur.
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

Bagimana?…mengerikan bukan?…Hipertensi sebenarnya gampang banget dicegah (kecuali yang tipe genetik), sayangnya upaya upaya pencegahan tersebut selalu terkendala dari sisi diri kita sendiri…;)

Kurang Tidur Beresiko Peningkatan Kanker

http://cpddokter.com/home/index.php?option=com_content&task=view&id=741&Itemid=1

Wednesday, 19 November 2008
WASHINGTON : Para peneliti AS mengingatkan olah raga secara rutin dapat mengurangi resiko kanker pada perempuan, tapi manfaat itu bisa luput jika perempuan tersebut tidur terlalu sedikit.

Studi yang melibatkan 5.968 perempuan di Maryland mengkonfirmasi temuan sebelumnya bahwa orang yang melakukan kegiatan fisik rutin menghadapi resiko lebih kecil untuk terserang kanker.

Tetapi ketika para peneliti itu meneliti perempuan yang berusia 18 hingga 65 tahun yang rajin berolah-raga setiap pekan, mereka mendapati bahwa tidur tampaknya memainkan peran penting dalam resiko kanker.

Orang yang tidur kurang dari tujuh jam setiap malam menghadapi resiko 47 persen untuk terserang kanker dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih banyak di antara perempuan yang aktif secara fisik, demikian laporan para peneliti itu dalam pertemuan American Association for Cancer Research.

"Kami kira itu sangat menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu. Ini seperti pertama kali melakukan penelitian. Itu bukan sesuatu yang telah dikaji secara luas," kata Jame McClain dari National Cancer Institute, bagian dari National Institute of Health pemerintah, dalam suatu wawancara telefon.

McClain, yang memimpin studi tersebut, mengatakan tidak jelas bagaimana sesungguhnya tidur terlalu sedikit mungkin membuat orang lebih rentan terhadap kanker. "Tidur secara cukup telah lama berhubungan dengan kesehatan," kata McClain.

U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut kurang tidur sebagai masalah kesehatan masyarakat yang tak diperhatikan, dan menyatakan orang Amerika kian kurang tidur. CDC menyatakan persentase orang dewasa yang melaporkan tidur selama enam jam atau kurang per malam
meningkat dari 1985 hingga 2006.

Para ahli mengenai tidur mengatakan kekurangan tidur kronis berkaitan dengan kegemukan, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, depresi, menghisap rokok dan minum secara berlebihan.

Selain itu, penelitian telah memperlihatkan bahwa orang yang berolah-raga secara rutin menghadapi resiko lebih rendah kanker payudara, usus besar dan jenis kanker lain. Banyak ahli berpendapat dampak olah raga pada tingkat hormon tubuh, fungsi kekebalan dan berat tubuh mungkin memainkan peran penting.(Rtr/Ant/)

Cowok Suka Paha atau Sayap Ayam Cenderung Feminim

http://www.tongkrongan.us/showthread.php?tid=347

PANGKALAN BUN - Peringatan kepada lelaki yang menyukai makanan cepat
saji berbahan ayam, terutama bagian paha dan sayap. Dokter Suyuti, direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, menjelaskan pengaruh bagian tubuh ayam tersebut terhadap perilaku konsumen. "Ada kecenderungan mereka akan lebih bersifat feminin,'' jelasnya.

Kecenderungan tersebut terjadi karena dua bagian tubuh ayam potong itu mengandung hormon kewanitaan (insulin X). Warga Amerika, Inggris, dan Australia sudah paham betul hal tersebut. Karena itu, banyak lelaki yang menolak mengonsumsi paha atau sayap ayam cepat saji.

Menurut Suyuti, hormon kewanitaan tersebut disuntikkan ke tubuh ayam melalui paha atau bagian sayap untuk memacu pertumbuhan. Karena itu, hormon tersebut banyak menumpuk di bagian tubuh itu.

Jika dikonsumsi, hormon tadi akan ikut masuk dan menumpuk di dalam tubuh manusia. Lama-kelamaan, kelebihan hormon kewanitaan di dalam tubuh itu mengakibatkan si cowok berubah karakter menjadi feminin seperti wanita alias banci.

Kasus seperti itu semakin jelas terlihat di kota-kota besar, seperti Jakarta. Banyak pria berperangai seperti wanita atau pria ganteng, tetapi memiliki kecenderungan mencintai sesama jenis alias gay.

Konon, mereka berasal dari keluarga berada yang sejak kecil sering diajak makan di restoran-restoran siap saji, khususnya yang menawarkan daging ayam potong dalam aneka olahan dan rasa. Tentu itu menjadi sebuah pelajaran untuk para orang tua.

"Sebenarnya, daging ayam potong tersebut bisa saja dikonsumsi, namun porsinya harus pas dan tidak terlalu sering," jelas Suyuti kepada Radar Sampit (Grup Jawa Pos) kemarin (10/1). Informasi lain menyebutkan, negara-negara maju yang banyak memproduksi ayam potong hasil suntikan tersebut cenderung mengekspor bagian paha dan sayap ke negara-negara
berkembang, seperti Indonesia.